Tentang Sholat Jum'at Baru 2016
Sabtu, 30 Januari 2016
Edit
Tentang Sholat Jum'at:
Pada kesempatan kali ini Info Menarik akan membahas sebuah artikel Islami Tentang Sholat Jum'at, artikel Islami ini berhubungan erat dengan pelaksanaan shalat Jum'at.
Tiga perkara- yang menghalangi diterimanya shalat Hadits dari abu Umamah ra, ia berkata:
Telah bersabda Rasulullah saw:
"Tiga
orang yang shalat mereka tidak melampaui telinga-telinga mereka yaitu
Hamba yang melarikan diri hingga kembali, wanita yang bermalam sedang
suaminya murka dan imam suatu kaum sedangkan mereka membencinya" (HR
Turmudzi, Hadits hasan gharib).
Dalam
hadish di atas dikatakan bahwa: "orang yang shalat mereka tidak
melampaui telinga-telinga mereka" adalah suatu khiasan untuk shalat yang
tidak diterima Allah yaitu ada tiga perkara. Hamba yang melarikan diri
hingga kembali yang bisa berarti Hamba yang lari dari tuannya atau
orang-orang yang melarikan diri dari suatu peperangan. Wanita yang
bermalam sedang suaminya murka, bisa berarti seorang istri yang menolak
ajakan kebajikan dari suaminya atau dia pergi tanpa idzin suaminya
sehingga membuat suaminya marah.
Imam
suatu kaum sedangkan mereka membencinya yaitu pemimpin yang tidak
disenangi oleh rakyatnya mungkin karena ketidak adilannya atau
sebagainya. Marilah kita menghindari ketiga perkara di atas sehingga
shalat kita tidak sia-sia. Tentang Sholat Jum'at Anjuran meluruskan dan
merapatkan shaf dalam berjama’ah Dari al Barra' bin Azib ra, ia berkata:
Biasanya Rasulullah saw mendatangi sudut shaf dan meluruskan antara
dada-dada ma'mum dan bahu-bahu mereka seraya bersabda: "Janganlah
bengkok (barisan kalian) maka akan bengkok pula hati-hati kalian,
sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mendo'akan shaf yang pertama"
(HR Ibnu Khuzaimah).
Hadist
shahih di atas merupakan anjuran untuk meluruskan dan merapatkan shaf
serta mengisi tempat-tempat yang kosong pada shaf didepan ketika kita
shalat berjama'ah yang merupakan salah satu tolok ukur dari kesempurnaan
shalat berjama'ah kita. Dan diakhir hadish Rasulullah menekankan lagi
tentang keutamaan shaf yang terdepan. Marilah kita berlomba-lomba untuk
mendapatkan shaf terdepan dalam shalat berjama'ah dan semoga kita
mendapatkan do'a-do'a tersebut.
Peringatan
dari meninggalkan shalat berjama’ah Dari Haritsah bin Nu'man ra, ia
berkata: Telah bersabda Rasulullah saw : "Salah seorang diantara kalian
mengurusi binatang gembalaannya merepotkannya lalu ia berkata: Sebaiknya
saya cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak rumputnya
dari tempat ini, lalu ia berpindah dan (kemudian) ia tidak bisa
menghadiri (shalat berjama'ah) kecuali Jum'at, lalu ia berkata:
Sebaiknya saya cari untuk binatang gembalaanku tempat yang lebih banyak
rumputnya dari tempat ini, lalu ia berpindah dan (kemudian) ia tidak
bisa menghadiri Jum'at ataupun shalat berjama'ah lalu (akhirnya) Allah
menutup hatinya" (HR Ahmad dari riwayat Umar bin Abdullah mantan budak
Ghafrah, hadits in i hasan).
Hadits
hasan di atas memperingatkan kita atas tertutupnya hati kita sebagai
hamba Allah untuk bermunajat kepada Allah swt dikarenakan kesibukan
keduniawian kita. Pertama kita lupa akan melaksanakan shalat berjama'ah
kemudian lupa untuk shalat Jum'at dan akhirnya kita lupa untuk shalat
dan apa itu shalat bahkan lupa pada sang Pencipta kita. Semoga kita
dijauhkan dari hal-hal tersebut di atas dan marilah kita saling
mengingatkan antar sesama akan hal ini. Dari Abu Hurairah r.a., ia
berkata: Telah bersabda Rasulullah s.a.w.:
"Ingatlah
barangkali salah seorang diantara kalian menjadikan kawanan (gembalaan)
kambing di ujung satu mil atau dua mil, lalu urusan padang rumput
merepotkannya kemudian semakin naik hingga datang Jum'at tetapi ia tidak
bisa datang dan tidak menghadirinya, dan datang Jum'at lagi kemudian ia
tidak menghadirinya (lagi) sehingga Allah menutup hatinya"
(Diriwayatkan oleh Ibnu Majah dengan sanad hasan dan Ibnu Khuzaimah di
dalam Shahih-nya).
Semoga
hati kita selalu terbuka untuk mendengar panggilan adzan untuk shalat
jum’at dan selalu istiqomah untuk melaksanakannya. Dari Ibnu Abbas r.a.,
ia berkata:
"Barang
siapa meninggalkan Jum'at tiga kali berturut-turut maka sesungguhnya ia
telah mencampakkan Islam di belakang punggungnya. (Diriwayatkan oleh
Abu Ya'la secara mauquf dengan sanad shahih)". Semoga kita tidak
tergolong orang yang meninggalkan shalat Jum’at. Tiga tingkatan
(golongan) orang yang melaksakan shalat Jum’at Dalam salah satu hadists
Rasulullah yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah (yang
berpendapat hadits ini shahih) dari Abdullah bin Umar ra, Rasulullah
bersabda bahwa ada tiga tingkatan / jenis orang yang menghadiri jum'at
yaitu : Orang yang menghadirinya dengan sia-sia, dan baginyalah
kesia-siaan itu Orang yang menghadirinya dengan berdo'a, tergantung
kepada Allah swt lah pengabulan do'anya.
Orang
yang menghadiri, mendengarkan dan diam serta tidak melangkahi pundak
seorang muslim dan tidak menyakiti siapapun, maka Allah swt akan
memberikan ampunan dosa baginya hingga Jum'at berikutnya ditambah tiga
hari (10 hari berikut) sesuai dengan firman Allah " Barangsiapa membawa
amal yang baik baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya" (QS 6:160)
(Menurut Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani hadits ini hasan) Dari
ketiga golongan di atas mungkin dapat dijelaskan sbb : Golongan pertama
merupakan orang yang datang ke masjid untuk Jum'atan karena
keterpaksaan, datang terlambat, tidak mendengarkan khutbah dan bahkan
tidur ketika khutbah dikumandangkan, dan hanya menghadiri shalat Jum'at
karena ritualnya saja, tanpa bersungguh-sungguh menghayatinya. Golongan
kedua merupakan sekelompok orang-orang yang sudah memenuhi segala
aspek-aspek persyaratan shalat Jum'at dari mendengar khutbah, shalat
yang benar, berdo'a, tetapi masih melupakan hal-hal yang cukup esensial
didalam melaksanakan shalat Jum'at, seperti menyempurnakan wudhu',
membersihkan diri sebelumnya, berusaha mendapatkan syaf yang terdepan
dsb.
Golongan
ketiga yaitu orang-orang yang sungguh-sungguh dalam menghadapi shalat
Jum'at. Mereka benar-benar menyiapkan diri untuk melakukannya,
sebagaimana yang dikatakan Rasulullah bahwa hari Jum'at itu adalah hari
besarnya ummat Islam (hari berjama'ah / berkumpul), mereka membersihkan
diri, berusaha datang seawal mungkin untuk mendapatkan syaf terdepan,
berdzikir sebelum shalat dimulai, mengikuti khutbah dengan seksama dan
menghayatinya dan seterusnya. Marilah kita renungkan termasuk tingkatan
golongan manakah kita ? Jika kita masih merasa jauh dari golongan yang
ketiga, marilah kita berusah untuk mencapainya. Semoga shalat Jum'at
kita tidak sia-sia. Tatakrama dalam shalat Jum’at Mungkin suatu ketika
kita dengan tidak sengaja datang terlambat ke masjid (karena sesuatu
hal) untuk menunaikannya shalat Jum'at sehingga kita tidak mendapatkan
tempat. Janganlah kita berusaha untuk mendapatkan tempat dengan
menggeser-geser saudara kita yang lain dan mengganggu kekhusukannya
beribadah dan bahkan kita melangkahi mereka yang telah dahulu datang,
kecuali memang ada tempat yang lowong yang dapat diisi. Peringatan ini
diabadikan dalam hadits shahih dari Abdullah bin Busri ra yang
mengatakan: Seseorang datang seraya melangkahi pundak orang-orang di
hari Jum'at ketika rasulullah saw sedang berkhutbah, lalu Rasulullah
bersabda: "Duduklah sesungguhnya kamu telah menyakiti dan datang
terlambat" (HR Ahmad, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban). Untuk itu seyogyanyalah kita datang untuk memenuhi panggilan
shalat Jum'at ini lebih awal sehingga mendapatkan tempat dan jika
memungkinkan pada syaf yang terdepan (atau yang lowong).
Jika
kita terlambat ambillah tempat yang kosong dan usahakan tidak
mengganggu saudara-saudara yang lain beribadah dan jika memang ada
tempat yang lowong dan harus melintasi orang-orang tersebut makan
permisilah dengan baik sehingga kita tidak menyakitinya. Keutamaan mandi
dan datang awal untuk shalat Jum’at Dari abu Hurairah ra bahwa
Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa mandi hari Jum'at sebagaimana
mandi janabah, kemudian berangkat ke masjid sa'at yang pertama, maka ia
seperti berqurban seekor onta, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid
sa'at yang kedua, maka ia seperti berqurban seekor sapi, dan barangsiapa
yang berangkat ke masjid sa'at yang ketiga, maka ia seperti berqurban
seekor kibas yang bertanduk, dan barangsiapa yang berangkat ke masjid
sa'at yang keempat, maka ia seperti berqurban seekor ayam, dan
barangsiapa yang berangkat ke masjid sa'at yang kelima, maka ia seperti
berqurban sebiji telur, apabila imam keluar maka para malaikat datang
mendengarkan peringatan" (HR Malik, Bukhari, Abu Dawud, Turmudzi, Nasa'i
dan Ibnu Majah).
Hadits
di atas merupakan stimulan bagi kita untuk membersihkan diri sebelum
datang ke masjid untuk shalat berjamaah dan berusaha untuk datang lebih
awal dan mengejar syaf pertama. Selain itu hadits ini juga
memperingatkan atas melalaikan untuk datang ke masjid untuk shalat
Jum'at (terlambat). Dalam riwayat lain menyatakan bahwa jika kita datang
setelah imam (khatib) berkhutbah maka malaikat telah menutup
lembaran-lembaran catatan amalannya, sehingga akan sia-sialah Jum'atan
kita. Untuk itu marilah kita menjaga waktu shalat kita dan juga saling
mengingatkan kepada saudara muslim yang lainnya dalam menuju ketaqwaan
dan hingga amal yang kita lakukan juga tidak sia-sia. Anjuran
membersihkan diri dalam menghadiri Jum’at Dari Ibnu Abbas ra, ia
berkata: Telah bersabda Rasulullah saw:
"Sesungguhnya ini hari raya yang dijadikan Allah untuk kaum muslimin,
barangsiapa yang menghadiri Jum'at maka hendaklah dia mandi, dan jika ia
punya wewangian maka hendaklah ia menyentuhnya dan hendaknya kalian
bersiwak" (HR. Ibnu Majah dengan sanad hasan).
Hadits
hasan di atas mengingatkan kita bahwa hari Jum'at itu adalah hari raya
bagi kita dan hendaklah kita membersihkan diri untuk menyambutnya dan
memakai wewangian. Bagi kita yang harus kekanto dan kemungkinan tidak
bisa mandi di kantor hendaknya kita niatkan di pagi harinya, bahkan
syukur-syukur kita bisa mandi, tetapi setidak-tidaknya kita bersiwak
(gosok gigi).
Semoga
Allah melihat kesungguhan kita dalam menyambut hari raya (jum'at)
setiap minggunya. Sahabat-sahabat sekalian, berikut ini adalah salah
satu hadits sahih yang menguatkan hadits hasan yang pernah disampaikan
sebelumnya tentang mengemarkan mandi, bersiwak dan memakai wewangian
pada hari Jum'at. Dari Abu Sa'id al Khudri ra dari Rasulullah saw beliau
bersabda: "Mandi hari Jum'at adalah wajib atas setiap yang sudah mimpi,
bersiwak dan menggunakan wewangian sedapatnya" (HR. Muslim dan
lainnya).
Hadits
di atas menyatakan mandi hari Jum'at adalah wajib bagi yang mimpi, ini
berarti adalah mandi besar (Janabah) selayaknya mandi ketika berhadas
besar. Jika kita merujuk pada hadits sebelumnya, Rasulullah saw
sangatlah menganjurkan untuk mandi sebelum Jum'at yang mungkin bisa
diartikan sebagai Sunnah Muaqqadah (hampir wajib), begitu juga dengan
bersiwak dan memakai wewangian. Tetapi jika mengingat bahwa hari Jum'at
(Yaumul Jum'ah, hari berjama'ah) itu adalah salah satu hari besar (raya)
bagi ummat Muslimin, maka memang sudah sepantasnyalah kita bersiap-siap
untuk merayakannya dengan datang ke masjid lebih istimewa dengan
melakukan hal-hal di atas tadi. Itulah postingan Alan Blog pada
kesempatan kali ini Tentang Sholat Jum'at, semoga apa yang kita baca
pada kesempatan kali ini bisa bermanfaat dan menjadikan kita lebih baik.
Sekain dan terima kasih.
Baca Juga:
1. Fakta Tentang Iklan Online, Anda Pasti Kaget?
2. Cara Rahasia Belajar Internet Marketing
3. Trik Edan Mengalahkan Pesaing Bisnis Baru 2016.
Tag: Islam
Baca Juga:
1. Fakta Tentang Iklan Online, Anda Pasti Kaget?
2. Cara Rahasia Belajar Internet Marketing
3. Trik Edan Mengalahkan Pesaing Bisnis Baru 2016.
Tag: Islam